NEWSINFO.ID, BATANGHARI – Penemuan seorang remaja putri tak bernyawa dikamar tidurnya tanpa menggunakan busana di Desa Sei Buluh, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari pada hari Rabu, (18/10/2023) masih menjadi sebuah misteri.
Pasalnya, hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab daripada kematian remaja putri bernama Triani Agustina (18), yang merupakan warga RT.16 Desa Sei Buluh, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari.
Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polres Batanghari, AKP Piet Yardi saat dikonfirmasi menceritakan pihaknya pertamakali mendapat informasi sekira pukul 16.36 WIB. Informasi awal yang diterima oleh pihaknya merupakan penemuan mayat.
“Terus kita gerak ke sana, sampai di TKP sekitar jam 17.00 wib, lebih kurang setengah jam. Setelah kita tengok di TKP rupanya bukan penemuan mayat, tetapi ada korban yang meninggal di kamarnya, jenis kelamin Perempuan, namanya Triani Agustina binti Poniran, umur 18 tahun, alamatnya RT.16, Desa Sungai Buluh, Muara Bulian, Kabupaten Batanghari,” tuturnya.
Saat sampai dilokasi, pihaknya menemukan korban telah ditutupi kain oleh orang tuanya.
Berdasarkan keterangan orang tua korban, Kasat Reskrim Polres Batanghari menjelaskan bahwa pagi hari kejadian, kedua orang tua korban pergi ke kebun, kembali ke rumah pukul 15.30 WIB.
“Pintu depan terkunci, ibunya melalui pintu belakang, dari pintu belakang dia masuk kemudian dia panggil anaknya tidak ada jawaban, masuk dia ke kamar ditengoknya anaknya tertidur di kasur tanpa busana, hanya ditutupi handuk, dibangunkan anaknya, anaknya enggak bangun, badannya sudah dingin, ibunya teriak-teriak barulah masyarakat mengetahui,” kata Piet.
Bersama identifikasi pihak Polres Batanghari, Kasat Reskrim menyebutkan secara fisik mata, tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban namun pihaknya saat ini masih menunggu hasil visum secara resmi dari pihak Rumah Sakit.
“Kita olah TKP, bawa ke Rumah Sakit Hamba untuk melakukan visum luar saja karena dari pihak keluarga korban maunya hanya visum luar. Ada dokter umum dan dokter spesialis kandungan kita ambil untuk melakukan visum, nah hasilnya belum keluar. Tapi kalau tanda-tanda kekerasan di bagian tubuh luar tidak ada,” ucapnya.
“Untuk spesialis kandungan itu kita melihat apakah dia ini disetubuhi sebelum meninggal atau macam mana, tapi hasilnya belum keluar. Nanti kita tunggu hasil visum dari dokter secara resmi,” sambungnya.
Diceritakan Kasat Reskrim, AKP Piet Yardi bahwa pihaknya berencana akan melakukan otopsi pada korban guna mencari penyebab secara pasti kematian almarhum, namun keluarga korban tidak setuju.
“Keluarga korban ibu dan bapaknya tidak setuju dilakukan otopsi, Mengapa kita mau melakukan otopsi seperti itu, karena pada saat kita menanyakan handphone, KTP data identitas si korban ayah kandungnya mengatakan tidak ada. Pada saat dia mencari handphone, tasnya si korban ini tadi juga tidak ada, hilang bersama ktp-nya. Nah disitukan, timbul dugaan, kok bisa hilang,”ungkapnya.
Sekira pukul 22.00 WIB Selasa malam, (18/10/2023) usai dilakukan visum, jenazah almarhum Triana langsung dibawa pulang ke rumah duka. (*)