NEWSINFO.ID, OGANKOMERINGILIR – Sebagai sumber kehidupan, sungai merupakan elemen yang harus terus dijaga, tak terkecuali di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Beberapa sungai di Kabupaten OKI mengalami kerusakan yang diakibatkan, sendimentasi dan pencemaran limbah. Sendimentasi atau pendangkalan terjadi pada Sungai Komering dan Sungai Embacang. Sungai Komering yang membelah Kota Kayuagung menjadi Hulu dan Hilir, kini terlihat kotor.
Hal itu dikeluhkan warga Kelurahan Jua Jua yang menilai sungai tersebut tidak lagi sehat. Mul (50) mengungkapkan, Sungai Komering sudah tidak sedalam dulu. Ia mengatakan, aktivitas tambang pasir yang beroperasi setiap hari dianggap menjadi penyebabnya.
“Hampir tiap hari tambang pasir beroperasi, otomatis lumpur menjadi naik ke atas dan lama-kelamaan sungai menjadi dangkal,” ucap Mul, Kamis (26/01/2023).
Mul menjelaskan, kedalaman Sungai Komering sekarang tidak lebih hanya 1,5 Meter. “Kalau tidak hujan, kedalaman sungai tidak lebih dari 1,5 meter atau batas dada orang dewasa,” jelasnya.
Selain Mul, warga lain bernama Dewi mengeluhkan keadaan Sungai Komering saat ini.
“Kalau mandi terkadang air terasa lengket, mungkin karena banyaknya sampah di sungai ini,” ucap Dewi.
Ia juga mengatakan dulunya dijadikan sumber kehidupan, kini mulai tercemar. Warga yangbiasanya memelihara ikan dengan membuat tambak di pinggir sungai, kini mulai takut dikarenakan sering merugi akibat ikan warga banyak yang mati.
“Sampah eceng gondok pun sudah tidak terbendung lagi, entah kapan sampah itu diangkut dari sungai,” celoteh Dewi bersama ibu-ibu lainnya.
Hal yang sama diungkapkan Kepala Desa Embacang, Herman beberapa minggu lalu saat agenda Musrenbang di Kecamatan Mesuji Raya.
Ia mengatakan, dirinya mengajukan normalisasi sungai di desanya. Menurutnya kondisi Sungai Dabok hingga Sungai Embacang kini sudah tidak normal lagi.
“Sudah 2 tahun pengajuan normalisasi sungai, namun belum terealisasi hingga saat ini,” tegas Herman.
Herman menjelaskan, saat ini aliran Sungai Embacang sendiri nyaris buntu. Hal itu disebabkan penyempitan aliran sungai dan kurangnya langkah perawatan sungai yang dilakukan pemerintah. Ia juga menambahkan, pencemaran sungai juga terjadi di Desa Embacang. Ia menilai, pencemaran tersebut disebabkan limbah dari PT. Sampoerna Agro.
“Jika sungai dalam keadaan surut, air sungai nyaris tidak bisa digunakan. Kami juga pernah meminta bantuan kepada pihak PT. Sampoerna Agro, karena air sungai tidak bisa digunakan,” tegas Herman.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Aris Panani mengatakan, banyak faktor penyebab pendangkalan diantaranya banyak tumbuhan/gulma, adanya keramba, penambangan pasir dan rumah yang berada di bantaran sungai.
Ia juga mengatakan, kesadaran masyarakat akan kebersihan sungai juga menjadi alasan penyebab pencemaran sungai.
“Masih banyak warga sekitar yang masih membuang sampah dan limbah domestik ke sungai,” terangnya.
Secara tegas ia menyatakan, sungai-sungai di Kabupaten OKI masih dalam keadaan baik.
“Dari titik-titik pantau, sungai di Kabupaten OKI masih berada di bawah ambang baku mutu air sesuai dengan hasil uji labaratorium air permukaan kelas 2 (PP 22 th 2021),” jelas Aris Panani saat dikonfirmasi via aplikasi pesan What’sApp.(Nandoenk Hari Wijaya Kasturi).