Jambi – Kepala Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Jambi, Dwi Santosa, menegaskan komitmen Bapas Jambi dalam mengembangkan pembinaan berbasis keterampilan melalui program hidroponik yang saat ini tengah diperluas dan diperkuat. Hal tersebut disampaikannya saat mendampingi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jambi, Irwan Rahmat Gumilar, yang melakukan peninjauan langsung ke area hidroponik Bapas Jambi pada Senin (08/12).
Dalam kesempatan tersebut, Kabapas memaparkan perkembangan budidaya sayuran hidroponik yang dikelola oleh Subsi Bimker BKD bersama klien pemasyarakatan. Ia menjelaskan bahwa hidroponik telah menjadi sarana pembinaan yang tidak hanya fokus pada produktivitas, tetapi juga pembentukan karakter, kedisiplinan, serta kesiapan klien untuk kembali ke masyarakat dengan keterampilan yang bernilai ekonomi. “Kami ingin menghadirkan pembinaan yang benar-benar bermanfaat dan memberikan harapan baru bagi klien. Melalui hidroponik, mereka belajar merawat, mengelola, dan memahami proses produksi. Ini menjadi bekal penting untuk kemandirian mereka ke depan,” ujar Dwi Santosa.
Kabapas juga memberikan apresiasi atas dukungan penuh yang diberikan oleh Kakanwil. Menurutnya, perhatian pimpinan menjadi dorongan besar bagi jajaran untuk terus berinovasi dan memperluas kegiatan pembinaan.
Pada kesempatan yang sama, Kakanwil Ditjenpas Jambi, Irwan Rahmat Gumilar, menyampaikan apresiasi atas keseriusan Bapas Jambi dalam memanfaatkan ruang terbatas menjadi lahan produktif. Ia menilai bahwa inovasi seperti hidroponik merupakan langkah konkret pemasyarakatan dalam mendukung ketahanan pangan dan pembinaan modern. “Program hidroponik ini adalah bukti bahwa pemasyarakatan mampu berinovasi dan memberikan manfaat nyata. Upaya seperti ini harus terus dikembangkan sebagai bagian dari pembinaan berkelanjutan yang tidak hanya membekali klien dengan keterampilan, tetapi juga menghadirkan nilai bagi masyarakat,” ungkap Irwan.
Lebih lanjut, Irwan menegaskan bahwa pemasyarakatan modern membutuhkan pendekatan pembinaan yang adaptif dan relevan. Dengan memberikan pelatihan yang terukur dan berorientasi keterampilan, klien akan memiliki kemampuan yang dapat mereka gunakan setelah reintegrasi ke masyarakat. Menutup penjelasannya, Dwi Santosa menyampaikan bahwa Bapas Jambi akan terus meningkatkan kapasitas produksi hidroponik, memperluas jenis tanaman, serta mengoptimalkan fasilitas pendukung. Ia berharap program ini tidak hanya menjadi kegiatan pembinaan, tetapi juga menjadi model pemberdayaan yang dapat diadopsi oleh unit pelaksana teknis lainnya.

